Jumat, 16 November 2012

JAGALAH ALLAH MAKA ALLAH AKAN MENJAGA MU


# Jagalah Allah #



Dari ibnu ‘Abbas dia berkata : Pernah pada suatu hari saya berada di belakang Nabi maka beliau bersabda kepada saya : “ Wahai anak muda, sesungguhnya saya akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat :

1. “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.”
Yaitu laksanakan perintah – perintahnya Allah dan jauhilah larangan – larangan Nya , Allah pasti akan menjagamu di dunia dan akheratmu.

2. “Jagalah Allah kamu akan mendapati Allah di hadapanmu”.
Yaitu di depanmu. Jagalah batasan – batasan Allah (syariat Allah) dan perhatikan hak-hakNya niscaya kamu akan dapati Allah memberikan taufik kepadamu dan menolongmu.

3. “ Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu memohon pertolongan, mohonlah kedapa Allah”.
Yaitu apabila kamu meminta pertolongan terhadap perkara dari perkara – perkara dunia dan akherat maka mintalah pertolongan dari kepada Allah.

4. “ Ketahuilah bahwasanya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu kecuai dengan sesuatu yang Allah takdirkan kepadamu, dan apabila mereka bersatu memberikan mudharat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan mampu memberikan mudarat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang Allah tuliskan kepadamu. Pena – pena telah diangakat dan lembaran – lemabaran (takdir –pent) telah keting


#RENUNGAN#

Pernahkah Merasa Rugi ketika Kesempatan Beribadah Hilang!?

Apakah Anda pernah kehilangan uang?

Bukankah Anda akan sangat merasa kehilangan dan kerugian

Apakah Anda pernah kehilangan perhiasan dan harta yang berharga?

Bukankah Anda akan sangat merasa kehilangan dan kerugian yang sangat mendalam

Apakah Anda pernah kehilangan kesempatan emas dalam perkara dunia?

Bagaimana perasaan Anda, merasa sangat rugi dan kehilangankah?

TETAPI…

APAKAH ANDA MERASA RUGI DAN KEHILANGAN KETIKA ADA KESEMPATAN UNTUK BERIBADAH?

APAKAH ANDA MERASA RUGI DAN KEHILANGAN…

KETIKA ANDA KETINGGALAN SHALAT SHUBUH ATAU SHALAT FARDHU LAINNYA?

KETINGGALAN SHALAT BERJAMAAH?

KETINGGALAN MEMBACA AL QURAN?

DAN KETINGGALAN IBADAH-IBADAH AGUNG LAINNYA? LALU KENAPA HARUS MERASA RUGI!?!

KAWANKU PEMBACA SEIMAN…

Sebagian besar orang merasa sangat rugi dan kehilangan ketika perkara dunia tidak jadi dia dapatkan, bahkan tidak sedikit berputus asa, depresi, stress dan lainnya. Padahal dunia dan perhiasaan di dalamnya dibandingkan surga di akhirat adalah hanya sedikit, tidak kekal, tidak baik dan menggiurkan serta melalaikan.

Mari perhatikan nash-nash berikut:

{
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ} [آل عمران: 185]

Artinya: “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” QS. Ali Imran

{
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى } [النساء: 77]

Artinya: “Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. An NIsa’:77.

{
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ } [الأنعام: 32]

Artinya: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. QS. Al An’am:32.

{
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ} [التوبة: 38]

Artinya: “Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.”

{
وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ } [الرعد: 26]

Artinya: “Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” QS. Ar Ra’du:26

{
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى} [القصص: 60]

Artinya: “Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”

{
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17)} [الأعلى: 16، 17]

Artinya:

87:16. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

87:17. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. QS. Al A’la: 16-17.

Kenapa harus merasa rugi dan kehilangan ketika kesempatan beribadah hilang?

Jawabannya:

Karena merasa rugi dan kehilangan ketika kesempatan beibadah hilang adalah lifestyle nya para shahabat nabi radhiyallahu ‘anhum, orang orang yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Dan sudah seharusnya kita mencontoh mereka.

Mari perhatikan hadits berikut…

أَنَّ دَاوُدَ بْنَ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ قَاعِدًا عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ إِذْ طَلَعَ خَبَّابٌ صَاحِبُ الْمَقْصُورَةِ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ أَلاَ تَسْمَعُ مَا يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ خَرَجَ مَعَ جَنَازَةٍ مِنْ بَيْتِهَا وَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ تَبِعَهَا حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ مِنْ أَجْرٍ كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُحُدٍ ». فَأَرْسَلَ ابْنُ عُمَرَ خَبَّابًا إِلَى عَائِشَةَ يَسْأَلُهَا عَنْ قَوْلِ أَبِى هُرَيْرَةَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ فَيُخْبِرُهُ مَا قَالَتْ وَأَخَذَ ابْنُ عُمَرَ قَبْضَةً مِنْ حَصَى الْمَسْجِدِ يُقَلِّبُهَا فِى يَدِهِ حَتَّى رَجَعَ إِلَيْهِ الرَّسُولُ فَقَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ صَدَقَ أَبُو هُرَيْرَةَ. فَضَرَبَ ابْنُ عُمَرَ بِالْحَصَى الَّذِى كَانَ فِى يَدِهِ الأَرْضَ ثُمَّ قَالَ لَقَدْ فَرَّطْنَا فِى قَرَارِيطَ كَثِيرَةٍ.

Artinya: “Bahwa Daud bin Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash bercerita bahwa bapaknya (Amir bin Sa’ad bin Ab Waqqash) pernah bercerita, ia pernah duduk bersama Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, ketika itu datang Khabbab tukang Al Maqshurah, ia berkata: “Wahai Abdullah bin Umar, apakah Anda tidak mendegar apa yang diucapkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang keluar mengikuti jenazah dari rumahnya, menyolatkannya kemudian mengikutinya samapai dikuburkan, maka baginya dua qirath dari pahala, dan setiap qirathnya itu laksana gunung Uhud, dan barangsiapa yang menyolatkannya lalu pulang maka baginya pahala seperti satu gunung.” Kemudian Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengutus Khabbab kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha agar bertanya kepadanya tentang riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, kemudia n setelah itu kembali lagi ke beliau dan membritahukan apa yang diucapkan oleh Aisyah, Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengambil batu kecil dari masjid, beliau bolak-balikkan di tangannya beliau, samapi kembali lagi utusaan tadi, ia (utusan tadi) mengatakan: “Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Abu Hurairah benar (perkataannya)”, maka Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma melemparkan batu yang ada di tangannya tadi ke tanah an kemudian beliau berkata: “Sungguh kita telah menyia-nyiakan bergunung-gunung pahala yang sangat banyak.” HR. Bukhari dan Muslim.

Mari perhatikan…bagaimana Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma merasan sangat rugi dan kehilangan ketika beliau tidak mengantarkan jenazah sampai dikuburkan yang mengakibatkan beliau kehilangan bergunung-gunung pahala.

Karena kebiasaan beliau hanya menyolatkan kemudian beliau pergi, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Hajar rahimahullah di dalam kitabnya Fath Al Bary:

كان ابن عمر يصلي على الجنازة ثم ينصرف

Artinya: “Senantiasa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menyolatkan jenazah kemudian pergi.”

Ibnu hajar rahimahullah juga berkata:

وفيه دلالة على فضيلة بن عمر من حرصه على العلم وتاسفه على ما فاته من العمل الصالح

Artinya: “Di hadits ini menunjukkan keistimewaan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yaitu berupa ketamakan terhadap ilmu dan merasa rugi atas apa yang tertingal darinya berupa amal shalih.

Kawan Pembaca Seiman…

Sekarang apakah Anda merasa rugi dan kehilangan ketika terlambat bangun shubuh?

Bagaimana tidak merasa kehilangan dan rugi, karena di dalam shalat shubuh terdapat;

Sahalat shubuh disaksikan oleh para malaikat. Lihat QS. Al Isra: 78.

Siapa yang pergi ke masjid di waktu pagi disediakan Allah tempat singgah di dalam surga. HR Bukhari dan Muslim.

Pergi untuk shalat shubuh berjamaah mendapat cahaya yang sempurna di hari kiamat. HR. Tirmidzi.

Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik daripada dunia dan seisinya. HR Bukhari

Barangsiapa yang shalat shubuh maka ia di dalam jaminan Allah Ta’ala. HR. Muslim.

Barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah lalu setelah ia duduk samapai terbit matahari kemudian shalat dua rakaat maka ia seperti mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna, yang sempurna, yang sempurna!. HR. Tirmidzi.

Barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka ia seperti shalat sepanjang malam. HR. Muslim.

Makanya… Bagaimana tidak merasa kehilangan dan rugi!?!?!?

Kawan Pembaca Seiman…

Sekarang apakah Anda pernah merasa rugi dan kehilangan ketika tidak atau terlambat shalat berjamaah?

Bagaimana tidak merasa kehilangan dan rugi, karena di dalam shalat berjamaah terdapat;

Shalat Berjamaah lebih utama 25 atau 27 derajat dibandingkan shalat sendirian. HR. Bukhari dan Muslim.

Berjalan menuju shalat berjamaah; satu langkah kaki menghapuskan dosa, satu langkah kaki menambahkan pahala, satu langkah kaki meningkatkan derajat. HR. Bukhari dan Muslim.

Berjalan menuju shalat berjamaah di dalam jaminan Allah. HR. Abu Daud.

Shalat qabliyyah, siapa yang selalu melaksanakan shalat rawatib maka dibangunkan baginya rumah di dalam surga. HR. Tirmidzi.

Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak. HR. Abu Daud.

Duduk di dalam masjid menunggu shalat dihitung sebagaimana orang yang shalat. HR. Bukhari.

Duduk di dalam masjid menunggu shalat akan di doakan oleh para malaikat agar mendapat rahmat, ampunan dan taubat dari Allah Ta’ala. HR. Abu Daud.

Subhanallah…!!! Amazing…

Kawan Pembaca Seiman…

Sekarang apakah Anda pernah merasa rugi dan kehilangan ketika tidak membaca Al Quran dalam sehari? Terutama di zaman orang sebagian sibuk dengan situs jejaring social, majalah, Koran, tabloid, bulletin yang terkadang di dalamnya lebih cenderung kepada dosa dan maksiat dibandingkan pahala dan ganjaran!

Bagaimana tidak merasa kehilangan dan rugi, karena di dalam membaca Al Quran terdapat;

Satu Huruf yang dibaca dari Al Quran berpahala 10 kebaikan. HR. Tirmidzi.

Yang membacanya terbata-bata saja, mendapatkan dua pahala. HR. Muslim.

Bacaan Al Quran akan menjadi syafaat di hari kiamat. HR. Muslim.

Kawan Pembaca Seiman…

Ini hanya contoh, bagaimana kita tidak merasa rugi dan kehilangan jika kesempatan untuk beribadah kita sia-siakan…

Silahkan cari contoh yang lain, semoga bermanfaat kawanku…

Dari seorang yang sangat menginginkan kebaikan untukmu…

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin

Senin, 12 November 2012


KEBENARAN AGAMA
             Batas umum tentang agama tersebut dapat mencakup semua agama , baik profetis maupun profetis. Ilmu agama tidak menilai mana agama yang benar dan mana agama yang tidak benar.Oleh karenanya, mencari jawaban tentang agama mana yang benar bukan masalah yang mudah karena jawaban itu pasti melibatkan keyakinan dari yang memberi jawaban  sendiri. Meski demikian, kita dapat mencoba juga mengajukan berbagai alternatife rasional sebagai berikut. Terhadap agama profetis dapat diajukan pertanyaan  misalnya, sanggupkah pikiran manusia menjangkau hakikat kenyataan  kekuasaan suci yang lebih tinggi dari pada manusia. Suatu hal yang amat penting mengenai kelemahan hasil pemikiran manusia adalah sifat relatifitasnya, yang benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Sifat relatifitas itulah yang menjadi alasan kuat untuk memastikan bahwa dalam hal kebenaran agama tidak dapat di serahkan keputusannya kepada manusia sendiri karena keputusan manusia akan sangat beraneka ragam yang bila semuanya harus dianggap benar akan berakibat banyak kebenaran.
             Berbeda halnya dengan agama profetis dimana kebenaran itu mutlak milik Allah sendiri dan manusia tidak berhak menentukannya. Maka allah turunkan kitab-kitab nya sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Diantara kitab Allah yang telah diturunkan adalah dzabur, taurat, Injil, Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab terakhir, tidak akan ada lagi kitab Allah yang turun setelahnya, sudah pada tempatnya lah diadakan penegasan tentang agama mana yang benar dan diridhoi oleh Allah agar tidak ada keraguan di kemudian hari mengenai agama yang benar, sesuai kehendak Allah sendiri.

Kamis, 08 November 2012

ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH

QS. Ar ruum[30]:30 memberi penegasan bahwa beragama adalah pembawaan watak manusia dan agama yang benar- benar sejalan dengan pembawaan watak manusia itu adalah agama islam, satu agama yang mengajarkan tunduk mutlak hanya kada Allah semata mata, tanpa mengabaikan kedudukan , manusia sebagai makhluk yang tertindas.
"hadapkanlah sepenuhnya muka mu kepada agama yang benar, berteguh hati pulalah engkau mengikuti fitrah yang di jadikan Allah menjadi pembawaan watak manusia; terhadap semua yang telah dijadikan Allah, tak seorang pun yang dapat menggantinya; itulah (islam) agama yang lurus, tetapi kebanyakan orang tidak mengetahuinya."
islam bukannya agama tradisional, bukan pula agama hasil pikiran manusia. islam adalah agama fitrah yang benar-benar sejalan dengan pembawaan watak manusia dan memberikan petunjuk pada jalan yang lurus.QS Al an'aam[6]:76-78 mengisahkan kadaan  nabi ibrahim ketika mencari tuhan di tengah-tengah masyarakatnya yang mempertuhan kan benda langit,
"setelah tiba malam hari, ibrahim melihat sebuah bintang. kata ibrahim,' inikah tuhan ku?' tetapi, setelah bintang itu hilang dari pandangannya, ia pun mengatakan ,' aku tidak suka pada yang suka menghilang.'(76)
setelah ia melihat bulan tebit, ia pun berkata,' inikah tuhan ku?' tetapi, setelah bulan itu tenggelam, ia pun berkata,' bila tuha tidak memberi petunjuk, kepada ku, niscaya pada golongan orang yang sesat.'(77)
setelah ibrahim melihat matahari terbit, ia pun berkata,' inikah tuhan ku?' ini lebih besar ( dari yang lain). tetapi setelah matahari itu tenggelam, ia berkata,' wahai kaum ku, aku membersihkan diri dari segala yang kamu sekutukan kepada tuhan. aku hadapkan tuhan muka ku  kepada tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi serta akupun condong kepada agama yang benar,; aku bukanlah tergolong orang yang musrik yang mempersekutuka tuhan."(78)
Demikianlah Al-quran menceritakan keadaan nabi ibrahim ketika mencari tuhannya, yang pada akhirnya dengan fitahnya, ia menemukan tuhan yang di carinya itu, yaitu tuhan yang menciptakan langit dan bumi seisinya. agama nabi ibrahim adalah agama tauhid yang oleh QS Al- Baqorah [2] : 130-132 dinyatakan,
" orang yang benci kepada agama nabi ibrahim hanyalah orang yang bodoh, ibrahim telah kami pilih di dunia, dan akhirat nanti, ia termasuk orang yang saleh. (130) 
ketika tuhannya berkata kepada ibrahim,' serahkan dirimu kepada tuhan.' ibrahim menjawab,' aku telah menyerahkan diriku kepada tuhan seru kalian alam,'(131)
ibrahim memesankan agamanya kepada anaknya, seraya berkata,' wahai anak ku, Allah telah memilih agama untuk kamu sekalian maka, janganlah kamu mati melainkan dalam memeluk agama islam( menyerahkan diri hanya kepada Allah saja)."(132)
Dalam hadis nabi di tegaskan bahwa setiap bayi yang lahir diberi pembawaan watak suka menerima ajaran agama yang benar yang mengajarkan tauhid yang mutlak, tetapi dalam pertumbuhan jiwanya nanti apakah tetap ia akan berpegang teguh kepada ajaran agama yang benar itu atau tidak, bergantung pada keadaan lingkungannya, yang berupa pendidikan orang tua, pengaruh masyarakat, dan sebagainya,
"tidak seorang bayipun lahir melainkan dilahirkan atas fitrah (berpembawaan watak menerima agama yang benar), kemudian kedua orang tuanya lah yang menjadikannya memeluk agama yahudi atu nasrani. seperti halnya kamu berternak, apakah kamu menjumpai diantara binatang ternak muitu yang yang beruntung tanpa kamu potong salah satu anggotanya." (HR bukhari dari abu hurairah r.a)

Sabtu, 03 November 2012

SENDI AGAMA ISLAM

Pada suatu hari, ketika Nabi Muhammad saw sedang duduk dikeliling para sahabatnya, datanglah malaikat jibril yang menyamar sebagai seorag laki-laki untuk mengajarkan tentang islam, iman, dan ihsan. Ketika di tanya tentang iman, nabi menjawab,
                           "Engkau percaya pada allah, malaikat-Nya, kitab-Nya,
                            dan kepada hari akhir serta engkau percaya kepada qadar
                            (takdir)-Nya yang baik maupun buruk."(HR Muslim dari Umar).
                       
 QS An Nisaa'[4]: 136 megajarkan,
 "wahai orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah,
dan Rasul-Nya (Muhammad), dan kepada kitab yang di turunkan                                                                                               kepada rasul-Nya( Al-quran) serta kitab yang diturunkannya sebelum Al-quran : barang siapa kufur kepada    Allah, kepada para malaikat-Nya, sungguh  ia telah sesat jauh dari kebenaran."

Dari hadist Nabi dan ayat al-quran tersebut di peroleh kesimpulan bahwa sendi akidah islam ialah:
a. iman kepada Allah;
b. iman kepeda malaikat-Nya;
c. iman kepada kitab-Nya;
d. iman kepada rasul-Nya;
e. iman kepada hari akhir;
f. iman kepada qadar-Nya

Sendi aqidah islam tersebut di kenal dengan istilah rukun iman yang enam.