KEBENARAN AGAMA
Batas umum tentang agama tersebut
dapat mencakup semua agama , baik profetis maupun profetis. Ilmu agama tidak
menilai mana agama yang benar dan mana agama yang tidak benar.Oleh karenanya,
mencari jawaban tentang agama mana yang benar bukan masalah yang mudah karena
jawaban itu pasti melibatkan keyakinan dari yang memberi jawaban sendiri. Meski demikian, kita dapat mencoba
juga mengajukan berbagai alternatife rasional sebagai berikut. Terhadap agama
profetis dapat diajukan pertanyaan
misalnya, sanggupkah pikiran manusia menjangkau hakikat kenyataan kekuasaan suci yang lebih tinggi dari pada
manusia. Suatu hal yang amat penting mengenai kelemahan hasil pemikiran manusia
adalah sifat relatifitasnya, yang benar menurut seseorang belum tentu benar
menurut orang lain. Sifat relatifitas itulah yang menjadi alasan kuat untuk
memastikan bahwa dalam hal kebenaran agama tidak dapat di serahkan keputusannya
kepada manusia sendiri karena keputusan manusia akan sangat beraneka ragam yang
bila semuanya harus dianggap benar akan berakibat banyak kebenaran.
Berbeda
halnya dengan agama profetis dimana kebenaran itu mutlak milik Allah sendiri
dan manusia tidak berhak menentukannya. Maka allah turunkan kitab-kitab nya
sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Diantara kitab Allah yang telah diturunkan adalah dzabur, taurat,
Injil, Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab terakhir, tidak akan ada lagi kitab
Allah yang turun setelahnya, sudah pada tempatnya lah diadakan penegasan
tentang agama mana yang benar dan diridhoi oleh Allah agar tidak ada keraguan
di kemudian hari mengenai agama yang benar, sesuai kehendak Allah sendiri.